Wow, April tinggal sebentar
lagi!!...
Di awal bulan nanti, kita
(kembali) akan menghadapi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Dengan rencana
kenaikan tersebut, pro dan kontra pasti ada. Kita bisa lihat demo anti kenaikan
BBM terjadi dimana-mana yang tak jarang berakhir dengan bentrok ataupun
pemboikotan SPBU. Dan yang lebih mengejutkan, demo pro kenaikan BBM pun juga
terjadi. Tentunya tindakan ini sangat merugikan. Namun yang lebih mengejutkan,
demo PRO terhadap kenaikan BBM pun ada.
Terkait dengan pro kontra
kenaikan harga BBM, saya termasuk dalam golongan pro dengan kenaikan tersebut,
terlepas dari alasan Pemerintah mengalami defisit ataupun berkurangnya margin
pemasukan dari sektor migas.
Saya lebih memandang kenaikan
BBM ini dari kacamata lain, yaitu terkait dengan kesadaran masyarakat. Ya…semua
bermula dari kesadaran masyarakat itu sendiri terhadap BBM. Selayaknya kita
berpikir bahwa kita tau, minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber daya
alam non hayati yang sifatnya non renewable resource. Dengan sifatnya
yang demikian, tentu lambat laun minyak dan gas bumi yang ada di Indonesia ini
akan jadi barang langka dan pada akhirnya akan habis.
Sepantasnya masyarakat
bertanya, apakah kita/mereka sudah benar-benar menggunakan BBM dengan
sebaik-baiknya? Apakah selama ini pernah berfikir bagaimana bila migas ini
habis nantinya? (mungkin kita/mereka atau anak cucu kita/mereka akan merasakan
keadaan sebelum ada listrik).
Saya memandang, kenaikan harga
BBM seharusnya menuntut masyarakat untuk mencari dan mencoba menggunakan energi
lain selain migas.
Sebelumnya kita pernah
dihadapkan dengan kenaikan harga LPG. Dampak positif kenaikan LPG adalah
munculnya sumber energi alternatif yang digunakan sebagai penggantinya.
Penggunaan biogas dari kotoran hewan dan manusia hingga biogas yang diperoleh
dari limbah, salah satunya limbah tahu (jadi inget KKN dulu: wawancara
pemanfaatan limbah tahu).a
Indonesia
mendapat sebutan sebagai Negara agraris. Beruntung kita berada di Negara dengan
yang tanah subur. Nah…dari hasil alam ini lah muncul energi baru terbarukan
yang berupa bahan bakar nabati. Bahan Bakar ini dapat diperoleh dari singkong,
jagung, jarak, tebu, jambu mente, dan masih banyak lagi. Selain itu pemanfaatan
sumber daya air, tenaga surya, maupun angin juga dapat menjadi sumber energi
pengganti migas. Tak ada salahnya untuk mencoba bahan bakar alternatif ini
sebagai bahan substitusi BBM .Namun, tentunya Pemerintah juga harus ikut campur
tangan dalam meningkatkan energi baru terbarukan ini.
Tapi…membahas
tentang ini jadi ingat sebuah celetuk dalam suatu candaan: “Tau BBM langka kok
ya masih terus impor kendaraan berenergi BBM.”
Hahaha…benar
juga..